MUARA BELITI-Orang tua didorong menanamkan pendidikan yang menitikberatkan pembentukan karakter sejak dini di lingkungan keluarga. Sebab, keluarga merupakan institusi terpenting di luar lembaga pendidikan formal.
Menurut Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Musi Rawas (Mura), Edi Iswanto melalui Kabid Dikdas, Imam Hanafi Kamis (27/1) pendidikan karakter saat ini sangat penting sebagai reaksi kesadaran atas krisis multidimensi yang melanda Tanah Air.
Imam Hanafi menjelaskan, selain keluarga kegagalan pendidikan di Indonesia tidak hanya terdapat pada lembaga formal. Akan tetapi, lingkungan masyarakat ikut andil menyebabkan proses pendidikan terhambat.
Nilai-nilai luhur yang diajarkan di lembaga pendidikan dimentahkan oleh fenomena masyarakat yang bertolak belakang. Dia mencontohkan, ajaran bersikap jujur bertindak dan berucap dimentahkan dengan maraknya kasus korupsi dan mafia hukum di Indonesia. Akhirnya, kondisi ini sangat berpengaruh pada mentalitas generasi muda termasuk di Kabupaten Mura.
Oleh karena itu yang paling penting, ungkap Imam Hanafi, perlu kerjasama sinergis antarberbagai elemen untuk mendukung penanaman karakter mulai dari keluarga, lembaga pendidikan dan masyarakat. Selain itu, nilai-nilai tentang kehidupan itu tidak cukup diajarkan saja akan tetapi harus dilaksanakan dalam kehidupan keseharian. ”Jika disinkronkan maka pendidikan akan berdampak positif. Salah satu cara yang sedang digagas dalam dunia pendidikan adalah mengintegrasikan pendidikan karakter ke dalam mata pelajaran yang akan diberlakukan untuk siswa SD, SMP, dan SMA,” jelas pria yang akrab disapa Imam ini.
Unsur terpenting dalam pendidikan karakter adalah mengalirkan nilai-nilai menjadi perilaku yang konsisten diajarkan dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, pendidikan karakter harus melibatkan perasaan murid agar nurani, empati, dan simpati anak didik terbentuk. Dan, lingkungan sekolah harus dikondisikan untuk membangun karakter yang sesuai dengan tingkat kemampuan dan psikologi anak.
Masa yang paling tepat menanamkan pendidikan karakter adalah usia dini. Meski demikian, diantara tantangan yang paling sulit ialah minimnya kesadaran baik dari pihak guru ataupun orangtua itu sendiri. Oleh karena itu, perlu pembekalan dan pemberian wawasan yang cukup tentang urgensi dan manfaat pendidikan karakter kepada guru dan orangtua.
Psikolog sekaligus anggota Himpunan Psikologi Indonesia, Irwan Tony, mengemukakan pendidikan karakter muncul sebagai jawaban atas persoalan yang muncul di tengah-tengah masyarakat seperti integritas yang lemah, menipisnya kebanggaan dan harga diri sebagai bangsa, kurang menghormati perbedaan, dan hilangnya kasih sayang antarsesama. Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh anak, tutur pria yang akrab disapa Irwan. Seperti, Cinta kepada Allah, bertanggung jawab, disiplin, mandiri, jujur, hormat dan santun. Selain itu, yang harus ditanamkan dalam kepribadian anak untuk membangun karakter yang baik, yaitu memiliki sikap kasih sayang, peduli, mengutamakan sikap kerja sama, percaya diri, kreatif dan bekerja keras.(03)
Menurut Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Musi Rawas (Mura), Edi Iswanto melalui Kabid Dikdas, Imam Hanafi Kamis (27/1) pendidikan karakter saat ini sangat penting sebagai reaksi kesadaran atas krisis multidimensi yang melanda Tanah Air.
Imam Hanafi menjelaskan, selain keluarga kegagalan pendidikan di Indonesia tidak hanya terdapat pada lembaga formal. Akan tetapi, lingkungan masyarakat ikut andil menyebabkan proses pendidikan terhambat.
Nilai-nilai luhur yang diajarkan di lembaga pendidikan dimentahkan oleh fenomena masyarakat yang bertolak belakang. Dia mencontohkan, ajaran bersikap jujur bertindak dan berucap dimentahkan dengan maraknya kasus korupsi dan mafia hukum di Indonesia. Akhirnya, kondisi ini sangat berpengaruh pada mentalitas generasi muda termasuk di Kabupaten Mura.
Oleh karena itu yang paling penting, ungkap Imam Hanafi, perlu kerjasama sinergis antarberbagai elemen untuk mendukung penanaman karakter mulai dari keluarga, lembaga pendidikan dan masyarakat. Selain itu, nilai-nilai tentang kehidupan itu tidak cukup diajarkan saja akan tetapi harus dilaksanakan dalam kehidupan keseharian. ”Jika disinkronkan maka pendidikan akan berdampak positif. Salah satu cara yang sedang digagas dalam dunia pendidikan adalah mengintegrasikan pendidikan karakter ke dalam mata pelajaran yang akan diberlakukan untuk siswa SD, SMP, dan SMA,” jelas pria yang akrab disapa Imam ini.
Unsur terpenting dalam pendidikan karakter adalah mengalirkan nilai-nilai menjadi perilaku yang konsisten diajarkan dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, pendidikan karakter harus melibatkan perasaan murid agar nurani, empati, dan simpati anak didik terbentuk. Dan, lingkungan sekolah harus dikondisikan untuk membangun karakter yang sesuai dengan tingkat kemampuan dan psikologi anak.
Masa yang paling tepat menanamkan pendidikan karakter adalah usia dini. Meski demikian, diantara tantangan yang paling sulit ialah minimnya kesadaran baik dari pihak guru ataupun orangtua itu sendiri. Oleh karena itu, perlu pembekalan dan pemberian wawasan yang cukup tentang urgensi dan manfaat pendidikan karakter kepada guru dan orangtua.
Psikolog sekaligus anggota Himpunan Psikologi Indonesia, Irwan Tony, mengemukakan pendidikan karakter muncul sebagai jawaban atas persoalan yang muncul di tengah-tengah masyarakat seperti integritas yang lemah, menipisnya kebanggaan dan harga diri sebagai bangsa, kurang menghormati perbedaan, dan hilangnya kasih sayang antarsesama. Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh anak, tutur pria yang akrab disapa Irwan. Seperti, Cinta kepada Allah, bertanggung jawab, disiplin, mandiri, jujur, hormat dan santun. Selain itu, yang harus ditanamkan dalam kepribadian anak untuk membangun karakter yang baik, yaitu memiliki sikap kasih sayang, peduli, mengutamakan sikap kerja sama, percaya diri, kreatif dan bekerja keras.(03)
0 komentar:
Posting Komentar